Viral di TikTok soal DDD challenge yang menantang pria masturbasi, apa dampaknya? - informasi
Viral

Viral di TikTok soal DDD challenge yang menantang pria masturbasi, apa dampaknya?

Viral di TikTok soal DDD challenge yang menantang pria masturbasi, apa dampaknya?

Surabaya (beritajatim.com) – Awal Desember lalu beredar istilah DDD Challenge dan viral di TikTok. Jadi, apa yang dimaksud dengan Tantangan DDD? Bagi yang belum familiar dengan tantangan DDD, kamu bisa membaca artikel ini.

DDD adalah singkatan dari “Destroy Your Dick December”. Ungkapan tersebut merupakan tantangan masturbasi selama sebulan penuh di bulan Desember.

Tantangan ini sebenarnya berkaitan dengan tantangan bulan November yaitu NNN “No Nut November”. November lalu, tantangannya sama sekali bukan untuk orgasme atau masturbasi.

Sementara itu, Destroy Your Dick December adalah kebalikannya. Seorang pria justru ditantang untuk melakukan masturbasi setiap hari.

Dikutip dari situs metro.co.uk, tantangan ini seperti kewajiban menyanyikan Twelve Days of Christmas di bulan Desember. Namun dengan mengulanginya setiap hari dan meningkatkan intensitasnya.

Contoh bagi mereka yang mengikuti tantangan ini adalah melakukan masturbasi sekali pada hari pertama bulan Desember, lalu dua kali pada hari kedua, tiga kali pada hari ketiga, dan seterusnya.

Artinya, jika seorang pria menerima tantangan ini sampai hari Natal, pria tersebut harus cum 25 kali dalam satu hari (walaupun beberapa peraturan yang beredar mengatakan bahwa tantangan ini tidak mungkin dilakukan pada hari Natal).

Tidak ada badan resmi yang mengatur atau menggugat DDD ini. Beberapa komunitas hanya melihat ini sebagai tantangan dan kemudian membuat badan pengatur dan peraturan mereka sendiri.

Peringatan kecanduan seksual

Tantangan Destroy Your Dick December tidak memiliki arti atau tujuan khusus. Tantangan ini hanya dilakukan untuk mengimbangi tantangan No Nut November yang bertujuan untuk mengatasi kecanduan pornografi.

Selain itu, dari segi kesehatan, masturbasi 31 kali sehari tidak dianjurkan. Masturbasi terlalu banyak dalam waktu singkat dapat menyebabkan kondisi yang disebut edema, yang disebabkan oleh cairan di dalam jaringan. Edema menyebabkan pembengkakan pada penis yang dapat berlangsung selama beberapa hari.

Sering melakukan masturbasi, tergesa-gesa atau terlalu memaksa, juga dapat menyebabkan rasa sakit dan memar. Ada juga kekhawatiran bahwa tantangan tersebut dapat memengaruhi kesehatan mental.

Kecanduan seksual didefinisikan sebagai dorongan dan perilaku seksual yang dilakukan secara berlebihan dan kemudian secara signifikan mempengaruhi kehidupan seseorang dengan cara yang negatif.

Gejala kecanduan seks meliputi:

  1. Terlibat dalam perilaku seksual yang tidak terkendali.
  2. Khawatir bahwa akan ada konsekuensi yang mengerikan, tetapi tetap ingin melakukannya.
  3. Secara teratur terlibat dalam aktivitas seksual yang berbahaya atau berisiko.
  4. Ingin berhenti tapi merasa tidak mampu.
  5. Membutuhkan lebih banyak aktivitas seksual untuk mencapai ‘kepuasan’ yang sama.
  6. Mengalami perasaan malu, menyesal, atau depresi setelah pengalaman seksual, atau perubahan suasana hati yang intens selama aktivitas seksual berulang.
  7. Habiskan lebih banyak waktu untuk merencanakan, berpartisipasi, atau pulih dari aktivitas seksual.
  8. Memprioritaskan seks daripada kehidupan sosial, kehidupan keluarga atau pekerjaan.

Terlalu sering masturbasi selama sebulan juga bisa berdampak buruk pada hubungan seksual dengan pasangan. Kecanduan seks yang ‘kuat’ dapat menyebabkan masalah mencapai orgasme melalui penetrasi, sedangkan masturbasi 20 kali sehari kemungkinan akan mengurangi kemampuan melakukan hubungan seksual dengan pasangan.

Meski terdengar lucu Hancurkan Penis Anda, bukanlah ide yang bijak untuk melakukannya di kehidupan nyata. Karena memaksakan diri untuk melakukan masturbasi hingga 31 hari bukanlah rencana yang baik. (kai/tidur siang)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button