Video Perempuan Marah Gugat Bansos di Kecamatan Manyaran Viral, Ini Kronologinya - informasi
Viral

Video Perempuan Marah Gugat Bansos di Kecamatan Manyaran Viral, Ini Kronologinya

RADARSOLO.ID – Video seorang perempuan yang mengamuk dan memprotes petugas di Kecamatan Manyaran, Wonogiri, viral di media sosial. Dalam video tersebut, perempuan paruh baya memprotes bantuan sosial (bansos) yang justru diberikan kepada orang kaya. Sedangkan masyarakat yang tidak mampu malah tidak mendapatkan manfaat bansos.

Diketahui, perempuan yang melakukan protes dalam video tersebut adalah Widiyatin, 57 tahun, warga Kelurahan Trukan, RT 02 RW 02 Desa Pagutan, Kecamatan Manyaran. Aksi unjuk rasa berlangsung pada Rabu (30/11). Ia mengayuh sepeda dari rumahnya menuju Kantor Kecamatan Manyaran yang berjarak sekitar 3 kilometer selama 30 menit.

Saat ditemui Widiyatin di kediamannya, Jumat (12/02), ia menceritakan awal mula tiba di Kantor Kecamatan Manyaran dan protes. Saat itu, Saginem, ibu Widiyatin, kehabisan minyak antiseptik dan pusing.

“Kemudian saya mulai mencari pinjaman dari orang-orang yang baru saja menerima tunjangan bansos. Saya mau hutang Rp 10.000, itu juga tidak boleh. Saya kan sudah bilang, besok saya mau jual ayam (untuk bayar utang, Red),” ujarnya.

Namun, Widiyatin kecewa hanya karena tidak mendapat pinjaman. Ia pun mulai bertanya-tanya mengapa orang lain yang dianggapnya lebih mampu bisa menerima bansos. Tapi mereka yang sangat membutuhkan bahkan tidak bisa mendapatkan bansos.

“Mungkin setan datang saat itu. Akhirnya saya ke kabupaten,” kata Widiyatin.

Sebelum protes, yang videonya viral, Widiyatin mengaku menanyakan siapa yang berhak mendapatkan bansos. Kemudian dijelaskan apakah yang menerima bansos itu fakir miskin dan yang membutuhkan.

Akhirnya dia memasuki area manfaat kesejahteraan. “Ada agen saya unique-unekke. Aku benar-benar marah saat itu. Soalnya, saya marah kenapa yang dapat kaya gitu. Yang Anda butuhkan sangat banyak. Misalnya yatim piatu. Saya benar-benar tidak punya, tapi saya mandiri, atau tidak njagakke. Jika saya juga mendapatkan bantuan, saudara saya, saya akan memberikannya,” katanya.

Widiyatin mengaku sebelumnya telah menerima bansos dari pemerintah. Tidak pernah menerima bantuan sosial berupa uang tunai atau beras. Namun, seingatnya, ia berhenti menerima bansos selama pandemi Covid-19. Selain itu, ia mengaku bantuan beras yang diterima belum sepenuhnya diberikan.

“Dulu kami mendapat bantuan dari pemerintah, sekarang tidak lagi. Mungkin bukan rejeki, siapa tahu kemarin dapat karena ayo Tujuannya untuk mendapatkan bantuan,” katanya.

Widiyatin mengaku tidak mengetahui videonya sempat viral saat unjuk rasa di kantor kejaksaan. Dia bahkan tidak tahu apa arti viral. Dia mengetahuinya ketika seorang pemuda memberitahunya.

Setelah viralnya video tersebut, banyak yang datang ke rumah Widiyatin untuk menawarkan bantuan. Jajaran Koramil dan Polsek setempat juga menawarkan bantuan.

“Saya tidak berpikir saya bisa mendapatkan bantuan. Saya pergi ke bangsal dengan niat tidak meminta bantuan. Hanya menyampaikan kekhawatiran saya kepada manajer dukungan. Ya poin panga,” dia berkata.

Yang jelas, kata dia, harapannya bantuan sosial bisa tersampaikan kepada orang yang tepat. Jangan sampai orang kaya ingin miskin untuk mendapatkan bantuan sosial.

Sementara itu, tersiar kabar bahwa Widiyatin adalah seorang penderita gangguan jiwa. Namun, kabar tersebut dibantah oleh keluarga Widiyatin.

“Tidak. Kondisinya sehat,” kata Legiyem, kakak Widiyatin.

Lurah Pagutan Gatot Dwiyono mengatakan tidak semua informasi yang beredar di media sosial itu benar. Ia mengaku Widiyatin sudah menerima bansos.

“Ada tujuh anggota keluarga dalam satu rumah tangga. Ibu Widiyatin pernah menerima bansos,” ujarnya

Sementara itu, Camat Manyaran Toto Tri Mulyarto mengatakan, Widiyatin melakukan protes saat kegiatan penyaluran bansos. Sudah ada skema penyaluran bansos kepada warga penerima manfaat di setiap desa/kelurahan.

“Rabu kemarin adalah penyaluran bansos kepada warga Desa Gunungan, sedangkan untuk desa Pagutan penyalurannya pada Senin (28/11), saat itu disalurkan tiga jenis bansos yaitu BLT BBM, BPNT dan PKH. “, dia berkata.

Toto mengatakan, saat unjuk rasa Widiyatin berlangsung, dirinya menghadiri undangan ke kediaman kediaman Bupati Wonogiri. Tetap saja, dia akhirnya mendapat laporan tentang itu.

Setelah ditelusuri, diketahui Widiyatin telah menerima bansos. Bantuan sosial yang diterima adalah Program Keluarga Harapan (PKH) dari tahun 2016 hingga 2021. Selain itu, Marsusiati, keponakan yang masih satu keluarga dengan Widiyatin, juga mendapatkan bantuan sosial.

“Pada tahun 2022, Ibu Widiyatin tidak akan menerima tunjangan kesejahteraan karena data BNBA (dengan nama di alamat penerima kesejahteraan) tidak menunjukkan namanya. Kami akan melakukan data BNBA dari pusat,” jelas Kapolres.

Toto mengatakan, sebenarnya pihak kelurahan juga pernah mengusulkan nama Widiyatin. Hanya saja, nama Widiyatin tidak ada di BNBA yang mendapat bansos dari pusat.

“Kami dekat dengan RT dan RW, kalau ada warga yang layak dicalonkan untuk tunjangan kesejahteraan pasti akan dicalonkan. Tapi kami tidak tahu bagaimana validasi dari pusat,” kata Toto.

Soal klaim Widiyatin bahwa penerima bansos adalah orang yang lebih mampu, Toto mengatakan itu relatif. Ini tidak berarti bahwa orang yang memiliki mobil menerima tunjangan bantuan sosial.

“Dikatakan bisa (oleh Widiyatin), meski ketimpangannya tidak jauh, sebenarnya ada indikatornya,” ujarnya.

Selain itu, Widiyatin diketahui pernah menerima bansos dari BPNT. Widiyatin akan mendapat bantuan hingga Mei 2022, berdasarkan data kewilayahan.

Terkait pernyataan Widiyatin yang merasa bagiannya dikurangi, pihaknya akan melakukan cross check. Benarkah demikian atau hanya anggapan Widiyatin saja.

“Kita cek dulu. Apakah hanya asumsi dia atau tidak. Kalau ada warga yang merasa seperti itu, silakan laporkan ke kami. Silakan laporkan ke kami,” kata Toto.

Sementara itu, Toto juga menyatakan Widiyatin bukan ODGJ. Karena saat bertemu, Widiyatin bisa berkomunikasi dengan lancar. Selain itu, tidak ada bukti medis bahwa Widiyatin adalah ODGJ. (al/ria)

Reporter berita: Ivan Adi Luhung

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button