Tokoh agama diharapkan tidak terlibat dalam politik praktis
PBNU mengingatkan para pemuka agama untuk tidak terlibat dalam politik praktis yang bisa memicu kerusuhan. Sebaiknya menjadi teladan dan membawa pencerahan dan kedamaian.
JAKARTA – Dewan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengingatkan para tokoh agama, seperti kiai dan istri kiai di pesantren, untuk tidak terlibat dalam politik praktis, misalnya menjadi juru kampanye.
“Tugas kyai atau istri kyai adalah memberikan pendidikan ilmu keislaman secara mendalam. Tidak tepat jika pekerjaan kyai digunakan untuk kepentingan jangka pendek, apalagi hanya menjadi juru kampanye” kata Ketua PBNU Ishfah Abidal Aziz. dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (18/1).
Baca juga:
Hindari politik praktis di tempat-tempat ibadah
Abidal Aziz mengatakan bahwa seorang kiai atau istri kiai memiliki tugas mulia untuk menghasilkan generasi manusia yang terpelajar dan berakhlak mulia sebagaimana di lingkungan pesantren peran kiai adalah mendidik santri mengasuh, mengajar dan melatih. sehingga mereka dapat menjadi individu yang mandiri.
Menurut Ishfah, penggunaan kiai dalam arena politik praktis mengecilkan peran strategis tokoh dan pemimpin agama. Di sisi lain, beliau memiliki tugas yang lebih besar baik dalam pendidikan maupun dakwah.
“Di tengah masyarakat, peran kiai benar-benar menjadi teladan, mendamaikan perselisihan, memberikan keringanan dan menjadi solusi bagi permasalahan umat,” ujarnya.
Halaman selanjutnya….
Editor : Sriyono
pengarang : Di antara
Source: news.google.com