SEKARANG: Situbondo harus membereskan praktik prostitusi

Liputan6.com, Situbondo – Ketua PC NU Situbondo KH Muhyiddin Khatib meminta pemkab lebih serius menangani praktik prostitusi di eks rumah bordil di Situbondo.

“Kami telah melakukan rapat koordinasi dengan Forkopimda, Muhammadiyah, MUI dan juga dengan unsur-unsur di PCNU. Sudah disepakati dalam Fokus bahwa Situbondo harus bebas dari berbagai praktik prostitusi,” kata KH Muhyiddin, Rabu (18/1/2023).

Menurutnya, prostitusi diyakini masih marak di Situbondo di bekas rumah bordil, seperti Gunung Sampan dan Bandengan, serta prostitusi yang diduga ada di pinggir jalan yang biasa disebut warung remang-remang.

Muhyiddin mengatakan, tim gabungan akan dibentuk berdasarkan hasil rapat koordinasi penanggulangan prostitusi. Mengingat penyelesaian masalah prostitusi memerlukan pendekatan yang terintegrasi dari aspek kehidupan pekerja seks komersial (PSK), tidak hanya secara moral, tetapi juga secara sosial dan ekonomi.

“Ada dua rekomendasi, pertama menghadap bupati dalam implementasi Perda 27/2004 tentang pelarangan prostitusi, lebih proaktif melakukan pendekatan persuasif. Pokoknya tahun ini semua bisa diselesaikan,” dia menjelaskan.

Rekomendasi kedua, lanjutnya, pemerintah dan DPRD diharapkan mengalokasikan anggaran untuk mengatasi prostitusi di Situbondo.

“Misalnya, pembiayaan repatriasi (PSK), proses pendataan dan dukungan pembiayaan lainnya dari kebutuhan pemerintah. Kami sebagai ormas sebenarnya hanya mengartikulasikan dan mendukung langkah pemerintah kabupaten, karena kekuasaan ada di tangan pemerintah,” dia menjelaskan. .

Kedatangan mereka ke Gedung Situbondo untuk mengundang Maruf Amin dalam acara Maulid Desember nanti.

Source: news.google.com