Rupiah digital bukan crypto, jadi apa? - informasi
Finance

Rupiah digital bukan crypto, jadi apa?

Jakarta

Bank Indonesia (BI) akhirnya resmi mengumumkan penerbitan CBDC (Central Bank Digital Currency) alias Rupiah Digital.

Rencana ini tentu menimbulkan pertanyaan: apakah rupiah digital akan menggantikan uang kertas dan logam yang beredar? Apakah Rupiah Digital ini sama dengan cryptocurrency lainnya?

Bankir Abiwodo menjelaskan bahwa rupiah digital ini berbeda dengan crypto pada umumnya. Ia pun meyakini kehadiran rupiah digital dapat meningkatkan jumlah transaksi uang elektronik dari waktu ke waktu.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

“Saat mengenal rupiah digital, tidak sedikit orang yang menyamakannya dengan cryptocurrency. Dari sini perlu dipahami bahwa CBDC bukanlah mata uang kripto seperti ethereum, bitcoin, dll. Karena berbeda dengan mata uang kripto, maka CBDC dihadirkan secara legal ,” jelasnya dikutip Minggu (18/12/2022).

Dia menjelaskan, pengelolaan CBDC juga dilakukan langsung oleh otoritas moneter negara. Dengan demikian, volatilitas nilai rupiah digital diharapkan lebih stabil. Jika memang demikian, ketahanan perbankan bisa terjaga dan lebih baik dari sebelumnya.

Saat melahirkan rupiah digital, ada beberapa tahapan yang dilalui. Dari grosir CBDC untuk penerbitan, pemusnahan hingga transfer antar bank. Dengan fase-fase yang berbeda tersebut, rupiah digital diharapkan dapat membawa manfaat dan manfaat bagi semua pihak.

Hal itu juga diyakini dilakukan BI tanpa alasan. BI berencana menerbitkan rupiah digital sebagai respons terhadap perubahan kondisi global.

Terutama dalam hal transaksi atau pembayaran. Adapun salah satu hal yang dapat Anda periksa di sini adalah regulator terkait crypto yang tidak dapat berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah. Aset kripto memang menjadi salah satu pemacu semangat untuk melahirkan rupiah digital.

Selain itu, bank jelas memiliki motivasi yang tinggi untuk membuat CBDC sebagai pengganti uang fisik. Motivasi tersebut berkaitan dengan pertimbangan efisiensi pembayaran, inklusi keuangan dan keamanan dalam mekanisme pembayaran.

Tak hanya itu, upaya penerbitan buku putih perkembangan rupiah digital juga berkat dukungan dan masukan dari industri. Menyadari hal tersebut, rupiah digital dinilai penting dihadirkan untuk menjaga ketahanan sistem perbankan.

Menurut Abiwodo, perlu dipahami bahwa rupiah CBDC menawarkan beberapa keuntungan yang mempengaruhi ketahanan perbankan. Setidaknya beberapa manfaat di bawah ini akan dirasakan oleh masyarakat.

Dengan hadirnya rupiah digital diharapkan dapat semakin memperkuat peran BI di kancah internasional. Jika peran BI bisa lebih baik dari sebelumnya, maka bisa mempercepat integrasi ekonomi keuangan digital nasional.

Selain memperkuat peran BI, besar kemungkinan jika rupiah digital benar-benar diperkenalkan juga akan semakin memberikan kemudahan dalam pembayaran digital. Dalam hal ini, masyarakat menjadi lebih mudah untuk berbelanja online, membangun bisnis di ekosistem e-commerce dan masih banyak lagi.

(da/dna)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button