Politik dua sisi - informasi
Politik

Politik dua sisi

Oleh: Husaini Algayoni*

Berbicara tentang politik memiliki dua sisi, satu sisi politik membawa kejelekan dan permusuhan. Di sisi lain, politik seni menyelesaikan masalah dengan lancar dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Kedua sisi mata ini harus dilihat dengan cara pandang yang cermat dan tepat agar tidak terjadi salah tafsir terhadap makna, fungsi dan tujuan politik itu sendiri.

Di Indonesia, pemaknaan politik di kalangan masyarakat seringkali negatif dan generasi muda apatis terhadap keterlibatan dalam politik. Politik besar dan beradab berubah menjadi politik yang tidak beradab.

Sementara politik adalah kebutuhan, kata filsuf Andre Comte. Kita membutuhkan politik agar konflik kepentingan dapat diselesaikan tanpa kekerasan.Kita harus membentuk negara, bukan karena semua orang baik dan adil, tetapi justru karena tidak seperti yang diharapkan. Suka tidak suka, suka tidak suka, politik adalah tatanan kehidupan.

Lantas, bagaimana kita melihat bahwa politik adalah jalan besar dalam tatanan kehidupan manusia dan mengusung nilai-nilai luhur dan beradab. Buku Politik Berwajah Ganda: Peran Partai Politik dalam Menjunjung Peradaban Politik terbitan tahun 2002 membahas kisah-kisah politik yang mencerahkan bagi masyarakat di tengah suasana politik yang kurang kondusif dan pencerahan bagi pemuda dan politisi, khususnya dalam rangka membangun masyarakat yang berperadaban. peradaban politik.

Politik dua sisi. (Foto: Dok. Husaini Algayoni)

Buku karya Yasonna H. Laoly, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) dua periode di era Presiden Joko Widodo ini, menjelaskan bahwa politikus kini beroperasi di bawah kendali keuntungan pribadi, yang kuat didekati, yang kuat. yang berkuasa seperti saudara. Setelah kekuasaan jatuh, persaudaraan menjadi usang. Inilah penyebab runtuhnya peradaban politik.

Politik tanpa kesusilaan, tanpa landasan ideologis yang kuat. Orang-orang inilah yang menulis cercaan tentang politik. Yasonna bahkan menyebut politik masa lalu di Indonesia merupakan keajaiban karena politik masa lalu adalah politik dengan basis ideologis yang kuat. Dari situ, Indonesia bisa bersatu dan bertahan dengan latar belakang perbedaan suku dan bahasa karena ideologi yang kuat.

Bung Karno misalnya, adalah seorang pemikir yang melahirkan ide-ide cemerlang, konsep pemikirannya terus diulang hingga saat ini, terutama bagi para intelektual progresif yang inklusif. Mirip dengan Buya Hamka, ulama dan penyair ini memiliki gaya berpikir yang mengharukan dan kuat dengan sentuhan sastra.

Berbeda pandangan secara politik, kedua tokoh ini saling menghormati. Bung Karno sangat menghormati ulama Buya Hamka. Dua pahlawan bangsa yang namanya terus hidup berada dalam keyakinan ideologinya masing-masing, tidak ambruk dan tak tergoyahkan oleh keadaan.

Perbedaan hari ini jauh dari apa yang ditunjukkan oleh para pendahulu bangsa Indonesia, yang ditampilkan hari ini adalah kepentingan politik, kedangkalan pemikiran ideologis, politik bandit, kehidupan hedonis-pragmatis membuat etika tidak berharga, ide-ide cemerlang kalah dengan retorika indah yang baik. dalam merayap atasan untuk mengamankan posisi dan posisi.

Selain itu, perbedaan politik telah membuat hubungan anak negeri menjadi dua arus yang saling membenci dan bermusuhan, merasa paling benar dan paling besar, membuat praktik politik menjadi arogan. Politik bukan lagi cara mulia untuk memperbaiki tatanan kehidupan umat manusia, justru malah menjadi noda hitam yang mencederai anak bangsa.

Pemilu 2014 dan 2019 menjadi saksi polarisasi politik yang sangat nyata, rakyat menjadi korban kebrutalan partai dan politisi. Politik tidak lagi satu sisi, tetapi politik dua sisi dengan politik yang kejam. Politik tidak lagi menyenangkan bagi masyarakat, tetapi menyenangkan bagi para politisi. Partai politik seperti pesta pukulan genre sandiwara sensasi.

Buku Politik Berwajah Ganda (2022:18) memuat pendapat berbagai pemikir tentang politik, termasuk Max Webber yang mengatakan bahwa politik adalah tugas dan panggilan hidup. Ketika politik digunakan dengan baik, untuk kemakmuran negara dan kebaikan rakyat, tercapailah keagungan politik dan hilangkan pepatah politik yang busuk, ruang yang diwarnai kekejaman.

Dengan melakukan politik dengan cara yang buruk, politisi hanya akan menjadi apa yang dikatakan Aldous Huxly sebagai pedagang politik, di mana keuntungan pribadi diperhitungkan.

Dari situ perlu disadari dan dipikirkan bersama bahwa kedewasaan dan kedewasaan sangat dibutuhkan dalam berpolitik agar politik dapat berfungsi dan dipergunakan dengan baik terutama pada saat berlangsungnya partai politik (pemilu legislatif dan eksekutif) dengan hasil yang anda peroleh. siap kalah dan siap menang.

Politik tanpa kedewasaan diri menghasilkan ‘perang semua melawan semua’, seperti dikatakan Thomas Hobbes (2022:10). Dalam politik diperlukan kedewasaan diri, siap menang dan siap kalah harus ditanamkan dalam jiwa dan perilaku politisi tanpa kesewenang-wenangan. Alih-alih politik dengan kedewasaan, politik, seperti kata Plato, sebenarnya adalah politik yang agung dan mulia yang dapat digunakan sebagai sarana untuk membangun masyarakat yang paling penting.

Seperti yang dikatakan penulis di atas, politik adalah sebuah keniscayaan. Sekotor apapun politik, tetap berputar dan dipraktikkan dalam pengelolaan tatanan sosial. Politik harus ditunjukkan kepada masyarakat secara baik dan beradab, khususnya kepada partai politik dan politisi untuk menegakkan peradaban politik sebagai pemain utama dalam permainan politik.

Pemilihan legislatif dan eksekutif 2024 untuk partai politik sudah dekat, agenda ini tentunya membutuhkan kematangan politik dan literasi politik yang luas. Partai politik dan politisi juga menjadi garda terdepan dalam memulihkan peradaban politik yang beradab agar tidak terjadi politik rangkap di partai politik mendatang pada tahun 2024. Perayaan bisa dinikmati dengan seni yang indah, baik yang kalah maupun yang menang.

*Penulis adalah kolumnis Gayo.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button