Kenali Fixed Rate, Kelemahan dan Kekuatan - informasi
Finance

Kenali Fixed Rate, Kelemahan dan Kekuatan

Kenali Fixed Rate, Kelemahan dan Kekuatan

Fixed rate adalah jenis suku bunga yang biasa diterapkan pada kredit pemilikan rumah (KPR).

Ciri dari suku bunga ini adalah nilainya hanya berubah pada akhir jangka waktu pinjaman.

Ini berhubungan dengan bunga tetap atau suku bunga tetap, di mana pokok utang awal digunakan sebagai acuan perhitungan.

Sebagai contoh sederhana, Iwan membeli rumah di Samira Kabupaten Bekasi dengan menggunakan metode KPR.

Pengajuan KPR Iwan juga disetujui bank dengan pengaturan cicilan yang menggunakan bunga tetap 5% selama tiga tahun.

Misalkan besarnya cicilan yang harus Iwan bayarkan setiap bulannya adalah Rp 5 juta.

Dengan cara itu, Iwan mencicil jumlah yang sama sebesar Rp 5 juta setiap bulan selama tiga tahun masa tetap.

Yang pasti besaran cicilan tidak akan berubah, meski Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan.

Perbedaan Bunga tetap dari Tingkat mengambang

perbedaan antara bunga tetap dan bunga variabel

Selain fixed, jenis suku bunga lain yang biasa diterapkan dalam KPR adalah suku bunga variabel.

Berbeda dengan suku bunga tetap, nilai suku bunga variabel berfluktuasi.

Artinya dapat berubah karena naik turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia, maupun kebijakan bank itu sendiri.

Selain itu, perubahan nilai suku bunga juga dapat ditentukan oleh keadaan ekonomi negara tersebut.

Jika situasi ekonomi negara itu baik, kemungkinan penurunan suku bunga sangat besar.

Di sisi lain, jika kondisi ekonomi negara sedang buruk, wajar jika suku bunga variabel merangkak naik.

Baca juga:

Kenali Bunga Efektif dan Bedanya dengan Bunga Datar

Tambah kurang Bunga tetap

plus dikurangi tarif tetap

Sekilas, menerapkan suku bunga tetap pada cicilan hipotek lebih murah dan lebih aman daripada suku bunga variabel.

Namun, bukan berarti bentuk bunga ini tidak memiliki kekurangan.

Berikut adalah pro dan kontra dari fixed yang harus Anda ketahui.

Keuntungan tarif tetap

Keuntungan besar menggunakan suku bunga tetap adalah adanya kepastian jumlah angsuran per bulan hingga akhir jangka waktu kredit.

Hal ini tentunya memudahkan debitur dalam mengatur pengeluaran bulanannya.

Karena nilainya statis, debitur tidak terpengaruh dengan kemungkinan kenaikan suku bunga yang berarti jumlah cicilan akan bertambah.

Oleh karena itu, aplikasi ini cocok bagi mereka yang enggan mengambil risiko saat mengajukan KPR.

Kerugian dari tarif tetap

Sisi negatif dari suku bunga tetap adalah pengaturan suku bunga yang tinggi.

Artinya, jangka waktunya relatif lebih panjang dibandingkan debitur dengan pengaturan jangka waktu yang menggunakan suku bunga variabel.

Selain itu, debitur dengan pengaturan jangka waktu bunga tetap tidak dapat memanfaatkan kemungkinan penurunan suku bunga, sesuai dengan kebijakan Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Meski sebenarnya kemungkinan penurunan suku bunga cukup langka.

Baca juga:

Pedoman dan simulasi perhitungan anuitas

Peraturan Pelaksanaan Suku Bunga KPR

skema permohonan bunga kpr

Perlu diperhatikan bahwa dalam memberikan pinjaman dengan jangka waktu panjang seperti KPR, tetap hanya digunakan untuk jangka waktu tertentu.

Pengaturan ini banyak digunakan oleh bank konvensional. Adapun jangka waktu pelaksanaannya berkisar antara 1-5 tahun.

Pada akhir periode tetap, suku bunga yang diterapkan pada program cicilan berikutnya adalah suku bunga variabel.

Misalnya, Sandi ingin mengajukan KPR untuk membeli unit rumah di Seion Serang. Pengajuan kredit juga sudah disetujui pihak bank dengan jangka waktu tetap 3 tahun.

Artinya, suku bunga tetap hanya diterapkan selama 3 tahun pertama periode pembayaran. Selanjutnya, suku bunga yang diterapkan adalah suku bunga mengambang.

Periode variabel ini agak dihindari oleh banyak “pejuang” hipotek sehingga tidak sedikit yang mengambil alih untuk memperpanjang periode tetap.

Namun, kombinasi suku bunga tetap dan suku bunga variabel dalam term plan KPR tidak diterapkan oleh semua bank.

Khususnya lembaga perbankan syariah yang menetapkan margin atau tingkat keuntungan bagi kreditur atas akad jual beli.

Pengaturan margin di bank syariah mirip dengan pengaturan eksekusi suku bunga tetap di bank konvensional.

Bedanya, jika besaran margin ditentukan berdasarkan kesepakatan antara bank dan debitur, maka tingkat bunga tetap ditentukan oleh bank.

Oleh karena itu, debitur yang mengajukan KPR dari bank syariah akan membayar jumlah yang sama setiap bulan selama periode kredit.

Itulah pembahasan flat rate yang penting untuk diketahui.

Kunjungi laman Explore rumah123.com untuk rekomendasi hunian di berbagai kota.

Jika Anda sedang mencari properti baru, ada banyak rekomendasi di halaman Properti Baru Rumah123.

Semoga informasi ini bermanfaat.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button