KB Bukopin terima pinjaman obligasi sosial Rp 4,41 triliun - informasi
Finance

KB Bukopin terima pinjaman obligasi sosial Rp 4,41 triliun

JAKARTA, sayainvestor.KTP – PT Bank KB Bukopin Tbk telah menerima pinjaman dalam bentuk ikatan sosial (ikatan sosial) senilai US$300 juta atau setara Rp 4,41 triliun dari anggota Grup Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC). Dana tersebut akan sepenuhnya digunakan untuk mendukung penanganan dampak sosial ekonomi dari Covid-19 dan pembiayaan di segmen sosial lainnya.

Ikatan sosial terdiri dari dua fase. Tahap pertama berupa pinjaman senilai US$240 juta atau setara Rp 3,53 triliun yang dipinjamkan oleh KB Kookmin Bank Co Ltd (KBHQ). Seluruh dana akan dipinjamkan kembali secara eksklusif ke KB Bukopin, yang akan disalurkan ke pembiayaan untuk pertumbuhan portofolio pinjaman sosial.

Pada tahap kedua, pinjaman langsung ke KB Bukopin senilai USD 60 juta atau setara Rp 882,78 miliar. Ikatan sosial ini disepakati pada akhir Mei 2022 dan akan dibayarkan secara bertahap hingga akhir September 2022.

Baca juga: Pacu Financing, Bank KB Bukopin Tandatangani MoU dengan KB Finansia Multi Finance

“Bank KB Bukopin telah menandatangani kesepakatan dengan IFC sebesar US$300 juta atau setara dengan Rp 4,41 triliun. Ini merupakan kesepakatan pertama yang dilakukan IFC dengan bank swasta Indonesia. Kesempatan ini menunjukkan posisi KB Bukopin. yang berbeda dengan bank lain,” kata ketua direktur KB Bukopin Woo Yeul Lee di The Langham Hotel, Jakarta, Selasa (30/8/2022).

Menurutnya, pinjaman ini terjadi atas dasar kepercayaan IFC kepada KB Bukopin sebagai bank swasta Indonesia. Pinjaman ini merupakan bagian dari program yang disosialisasikan oleh pemerintah terkait dengan keuangan berkelanjutan (pembiayaan berkelanjutan), salah satu dari 6 isu prioritas di sektor keuangan yang akan ditangani selama Kepresidenan G20 Indonesia.

Pinjaman ini juga dinilai sangat penting untuk membantu pertumbuhan ekonomi nasional mengingat dampak pandemi Covid-19 yang dirasakan berdampak besar terhadap upaya Indonesia untuk mengurangi kemiskinan dan mencapai tujuan pembangunan nasional. Pinjaman yang akan disalurkan kembali dalam bentuk kredit ini diharapkan dapat membantu merevitalisasi perekonomian nasional.

Baca juga: KB Bukopin dorong transaksi digital berlipat ganda

“latar belakang kolaborasi” Jadicikatan ial dengan IFC adalah untuk mengamankan sumber daya jangka menengah dan panjang untuk membantu bisnis yang terkena dampak Covid-19. Kedua, menjalankan fungsi kepentingan umum bank bagi masyarakat Indonesia dengan membantu perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang sosial, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Woo.

Tiga bidang utama yang menjadi fokus pembiayaan ini adalah sektor ritel, UKM, dan sektor komersial. Lini ritel sendiri fokus pada pembiayaan rumah murah. Sedangkan lini UKM yang dimaksud tentu saja sektor usaha mikro, kecil dan menengah, termasuk usaha milik perempuan.

Sementara itu, jalur komersial telah menyebar ke berbagai sektor seperti perawatan kesehatan, pendidikan (tidak termasuk pendidikan K-12), infrastruktur terkait air, manufaktur kabel serat bawah laut dan terestrial, penyedia jaringan, dan telekomunikasi. Beberapa sektor yang difokuskan pada jalur komersial hanya untuk sub proyek atau kegiatan di perkotaan.

suntikan modal

Di sisi lain, Komisaris Besar KB Bukopin Jerry Marmen mengungkapkan Kookmin Bank akan menyuntikkan modal KB Bokopin tahun ini. Upaya penguatan modal ini merupakan bagian dari rencana perseroan untuk lebih agresif menyalurkan kredit ke daerah.

“(Penanaman modal) tahun ini kemungkinan. Waktu pastinya belum ditentukan, tetapi akan sesuai kebutuhan, karena modal didasarkan pada risiko, modal berbasis risiko. Jadi kita analisa dulu risikonya,” kata Jerry.

Baca juga: KB Bukopin mendukung perekonomian Indonesia dan berkomitmen untuk menyelesaikan investasi Korea

Ia menjelaskan, penyertaan modal pemegang saham pengendali (PSP) dari Korea Selatan secara umum akan mendukung sisi operasional. “Modal itu seperti” peredam kejutBenar, agar bank berani pindah ke daerah yang banyak gap pendanaannya yang berdampak sosial,” kata Jerry.

Selain suntikan modal, ia meyakini kondisi KB Bukopin akan semakin sehat ke depan. Pendekatan perusahaan adalah untuk secara fundamental meningkatkan profil risiko (profil risiko) kredit. Poin penting lainnya adalah meningkatkan tata kelola perusahaan.

“Sangat penting bahwa pengelolaan ini dengan penambahan Kookmin, ini benar-benar terpecahkan, sedemikian rupa sehingga terpecahkan pengelolaan. Hal ini sangat penting karena penyaluran kredit yang baik harus didasarkan pada: mempertaruhkan dan pengelolaankata jerry.

editor: Jauhari Mahadhika ([email protected])

Source: investor.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button