Kasus stunting di Kabupaten Simeulue Barat Tinggi - informasi
Kesehatan

Kasus stunting di Kabupaten Simeulue Barat Tinggi

Kamis, 15 Desember 2022 | 23:59 WIB

| Pengarang :

editor: Juli

Simeulue, InfoPublik – Kabupaten Simeulue Barat, Kabupaten Simeulue, Aceh menempati urutan pertama dengan kasus kerdil terbanyak ditemukan.

Angkanya akan menjadi 23,49 persen atau sebanyak 273 bayi dan balita, sehingga memerlukan pemulihan dan pengobatan tambahan.

“Data tersebut telah dirilis oleh Tim Percepatan Penanggulangan Stunting (TPPS) Pemerintah Kabupaten Simeulue berdasarkan hasil milestone pertumbuhan Kabupaten Simeulue tahun 2022,” kata Abdul Karim Ketua Tim Percepatan Penanggulangan Stunting (TPPS) Kabupaten Simeulue. Rabu (14/12/2022).

Apalagi menurutnya, data resmi ini merupakan hasil terobosan stunting Kabupaten Simeulue tahun 2022. “Memang Kabupaten Simeulue Barat menempati urutan pertama dan memiliki kasus stunting terbanyak, untuk itu ke depan semua komponen harus ada tambahan untuk mengurangi masalah ini,” kata Abdul Karim.

Kepala Bappeda Simeulue juga mengatakan, percepatan penurunan stunting dicapai dengan mengedepankan kearifan lokal masyarakat setempat, pemerintah daerah, melalui upaya serius yang berkesinambungan dan menyeluruh di 138 desa di 10 kecamatan, termasuk Darma. Organisasi wanita, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB (DP3AKB), Dinas Kesehatan dan tingkat desa serta organisasi pemerintah.

“Saat ini Kabupaten Simeulue menduduki peringkat 15,9 persen kasus keterlambatan pertumbuhan menurut versi PPGM dan target kita ke depan 10 persen,” tambah ketua tim TPPS.

Ketua tim TPPS Kabupaten Simeulue menjelaskan secara rinci, Mas Etika Putra menjelaskan, lima kecamatan masuk dalam daftar prevalensi kasus stunting tertinggi yaitu kecamatan Simeulue Barat menempati urutan pertama kasus stunting, peringkat selanjutnya adalah Kecamatan Salang dengan prosentase 15,14 persen.

Selain itu, Kabupaten Salang memiliki 11,96 persen kasus pertumbuhan terhambat. Kecamatan Teupah Selatan sebanyak 11,96 persen. Kecamatan Teupah Barat sebesar 10,06 persen dan terakhir Kecamatan Alafan sebesar 9,81 persen.

Sementara itu, lima kecamatan masuk dalam daftar dengan prevalensi kasus kerdil terendah yaitu Kabupaten Simeulue Tengah sebesar 8,3 persen. Kabupaten Teluk Dalam sebanyak 8 persen.

Kabupaten Simeulue Timur sebanyak 4,9 persen. Kabupaten Simeulue Cut sebesar 2,9 persen dan terakhir Kabupaten Teupah Tengah sebesar 2,7 persen.

Dari 138 desa di 10 kecamatan dalam wilayah Administrasi Pemerintah Kabupaten Simeulue, hanya tujuh desa yang dinyatakan tidak ditemukan atau tidak ada kasus kerdil yaitu Desa Simpang Abail, Desa Nancawa, Desa Suak Buluh, Desa Amaiteng, Desa Amiria Bahagia, Desa Sital dan Desa Lanting. Ketujuh desa ini telah menerapkan pola hidup sehat dan teratur serta sadar akan kebersihan.

Mas Etika Putra Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue juga menjelaskan ada beberapa faktor yang berperan yaitu kurangnya pengetahuan tentang hidup sehat dan pola makan yang sehat.

Perilaku yang dihindari, tidak merokok dalam satu kamar atau satu rumah dengan bayi, balita dan ibu hamil, juga termasuk faktor ekonomi.

“Edukasi dan sosialisasi untuk menekan kasus dwarfisme sangat penting dengan mengedepankan kearifan lokal yang diterapkan oleh tim TPPS Kabupaten Simeulue. Insya Allah jika kita semua berbagi komitmen semua orang di pulau ini, kasus stunted growth bisa hilang,” ujarnya. .(02)

Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan/atau menyalin konten ini dengan menyebutkan sumbernya InfoPublik.id

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button