HEADLINE: KPU Tetapkan Nomor Urut Partai Politik Peserta Pemilu 2024, Apakah Angka Berdampak Besar?
Liputan6.com, Jakarta Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengundi dan menetapkan nomor urut 17 partai politik yang akan bersaing di Pemilu 2024 pada Rabu malam, 14 Desember 2022.
Hal itu sesuai dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 1 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang mengatur tentang nomor urut partai politik.
Yang berbeda dari pemilu sebelumnya, pada pemilu 2019 semua parpol peserta mencoblos nomor urutnya. Sedangkan pada Pemilu 2024, partai politik peserta pemilu sebelumnya dapat menggunakan nomor lama atau mengikuti undian.
Usulan agar parpol menggunakan nomor lama datang pada 16 September 2022 dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Dia merasa bahwa ini akan menjadi beban partai.
Meskipun ada pro dan kontra, usulan tersebut diajukan dan dibahas oleh DPR dimana mayoritas fraksi mendukung usulan tersebut dan kemudian dituangkan dalam Perppu.
Dari sembilan parpol yang pindah ke DPR, hanya satu yakni PPP yang mau mengganti nomor 10 yang kini resmi menyandang nomor 17 atau dianggap sebagai nomor terakhir.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Warung Kopi, Kunto Adi Wibowo, mengatakan parpol yang memilih nomor urut lama lebih diuntungkan, karena bisa menjaga konsistensi atau narasi saat mengkampanyekan lambang nomor tiga.
Misalnya, Gerindra yang bernomor urut dua selalu percaya bahwa ini adalah simbol kemenangan. Dan PDIP dengan nomor tiganya yang diidentikkan dengan banteng logam alias banteng menang secara keseluruhan.
“Lebih diuntungkan bagi partai yang duduk di legislatif. Karena nomor urutnya tidak berubah, dan ini sangat menguntungkan bagi mereka, terutama untuk menjaga konsistensi kampanye atau cerita terkait nomor urut partai,” ujarnya. Liputan6.comKamis (15/12/2022).
Apalagi, hal ini jelas berdampak pada pemilih. Pasalnya, di Indonesia, pemilih cenderung menggunakan pendekatan tersebut jalan pintas kognitif.
“Sehingga ketika mereka memilih, mereka dapat mengidentifikasi dengan lebih mudah atau lebih mudah dan terhindar dari komplikasi. Jadi angka merupakan salah satu pengenal yang paling menonjol saat memilih,” kata Kunto.
Namun, dia mengingatkan parpol untuk berbuat lebih baik di pemilu 2024. Jangan hanya mengandalkan nomor urut.
“Tapi itu juga tergantung program, visi dan misi, serta karakteristik caleg yang mengusungnya. Menurut saya, itu yang bisa dilakukan parpol untuk mengukuhkan kemenangan di 2024,” ujar Kunto.
Senada dengan itu, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago alias Ipang menilai, nomor urut partai politik ini sebenarnya tidak banyak berpengaruh terhadap perhitungan kelayakan untuk menentukan pemenang pemilu 2024.
“Menurut saya angka tidak ada korelasinya dengan kelayakan partai. Yang penting programnya apa, narasinya dan bagaimana partai bisa meyakinkan pemilihnya,” ujarnya. Liputan6.comKamis (15/12/2022).
Menurut Ipang, yang terpenting partai memiliki caleg dengan rekam jejak yang baik. Misalnya apakah mantan gubernur, walikota, bupati, kepala desa, camat, lurah dan sebagainya.
“Dalam pertarungan pilkada besok masih sangat bergantung pada nama calon, bukan pada partai efek, tapi pada calon yang diajukan partai,” jelas Ipang.
Menurut dia, rilis nomor urut tersebut setidaknya menjadi angin segar bagi demokrasi Indonesia, bahwa isu penundaan pemilu bahkan wacana tiga periode presiden sudah basi.
“Kemungkinan penundaan pilkada dan perpanjangan masa jabatan presiden dipangkas di tengah jalan, kemungkinan pilpres dan pilpres serentak berjalan sesuai trajectory. Ini yang kami khawatirkan , masih ada energi untuk memperpanjang masa jabatan presiden,” kata Ipang.
Perbesar
Infografis nomor urut partai politik peserta pemilu 2024. (Liputan6.com/Trieyasni)
Ada Kepercayaan
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin berpendapat bahwa nomor urut selalu memiliki nilai dan makna tersendiri bagi setiap partai politik. Ada prospek kebahagiaan, juga dianggap mampu menarik simpati masyarakat.
“Misalnya, dari sembilan partai, delapan tidak mau diubah karena angka ini sangat penting, sangat dibutuhkan parpol untuk memudahkan masyarakat mengenali, mengidentifikasi, dan memilih partai-partai tersebut,” katanya. Liputan6.comKamis (15/12/2022).
Karena itu, dia sepakat partai yang tidak mengubah nomor urutnya jelas akan diuntungkan karena sudah dikenal dan melekat di masyarakat, terutama oleh konstituennya. “Jadi tinggal sosialisasi ulang dan masyarakat mudah mengidentifikasinya. Tinggal sosialisasi ke pemilih baru,” jelas Ujang.
Menurutnya, ada pengaruh yang jelas untuk sebagian besar. Usulan Megawati misalnya, tidak diubah karena dianggap berdampak besar. Padahal, delapan dari sembilan partai di parlemen tidak berubah.
“Artinya ada dampak ya, pikirkan sosialisasi, isu kampanye dan isu pilihan masyarakat terhadap partai. Kalau diketahui, kalau sudah kampanye sebelumnya, berarti mengulang saja, bukan mulai dari awal lagi, bukan dari awal. lagi, apalagi spanduk, baliho, diterbitkan ulang, bisa dipakai, jadi hemat biaya juga,” kata Ujang.
Namun, selain nomor urut, pada Pemilu 2024, partai politik harus lebih bermartabat dan menjalankan demokrasi yang lebih sehat. Tunjukkan kepada masyarakat bahwa kontestasi pemilu bukanlah kompetisi untuk saling mengingkari.
“Tapi kompetisi itu tentang keagungan, adu strategi, adu visi misi, adu program untuk merebut hati rakyat, untuk mendapatkan pilihan rakyat. Jadi ke depan kita harus mengutamakan adu ide dan gagasan,” ujar Ujang.
Source: news.google.com