Gus Miftah: Menyinggung dan Menyakiti, Viral Sekelompok Pria Berpeci dan Sarung Ustazah Sawer Membaca Al Quran
SuaraTasikmalaya.id – Sekelompok pria bertopi dan bersarung baru-baru ini membuat heboh podium acara Maulid Nabi Muhammad SAW.
Video viral itu dengan jelas menangkap bagaimana seorang pria bertopi dan bersarung menatap pembaca Alquran sebagai penyanyi dangdu yang masih berdiri.
Salah satunya bahkan menaruh uang di kepala pembaca Alquran.
Netizens tiba-tiba menjadi geram ketika melihat sekelompok pria bertopi dan bersarung tangan, karena dianggap telah menyinggung wanita dan pembaca Alquran.
Baca juga: Apakah gap year bisa ikut UTBK 2023? Simak penjelasannya di bawah ini!
Tentang kejadian ini, ustadz terkenal Gus Miftah angkat bicara.
Ia menanggapi video viral seorang ustadzah yang diretas oleh beberapa penonton.
Panitera muda NU itu menilai aksi itu tidak etis.
Ustadzah yang terkenal bernama Hj. Nadia Hawasy dari Tangerang, Banten sedang khusyuk mengaji.
Suaranya yang merdu dan menggairahkan bahkan dirusak oleh kerumunan pria bertopi dan sarung di hari Maulid Nabi Muhammad SAW beberapa waktu lalu.
Baca Juga: BTS “My Universe” & Coldplay Raih Sertifikasi Platinum Di Inggris!
Gus Miftah mengaku sering melihat aksi beberapa jemaah yang memberikan penghargaan kepada para pembaca Alquran.
Adegan itu bisa dilihat di banyak acara di Timur Tengah, tapi tidak sama dengan yang dia lihat di video viral.
Sama sekali tidak menghargai bahkan mengatakan cenderung menghina.
Pria berusia 41 tahun itu merasa miris ketika melihat video seorang pria menyerang seorang ustadzah di Indonesia.
“Jadi waktu ada video (pemberian penghargaan kepada pembaca Al-Qur’an) sebenarnya sudah lama saya lihat, apalagi di berbagai negara di luar negeri,” ujarnya.
“Eh, kok kejadiannya di Indonesia juga, uangnya malah ditabung, yang naudzubillah, sama sekali enggak ada etikanya menurut saya,” ujar Gus Miftah.
Gus Miftah melihat dan menilai aksi tersebut dan mengatakan bahwa sebagian laki-laki memperlakukan ustadzah sebagai bentuk penghinaan.
Gus Miftah kemudian menyinggung tata cara dan etika yang baik bagi ustadzah atau para pembaca Alquran.
“Jangan sampai niat baik untuk mengapresiasi mereka sama dengan menghina mereka,” ujarnya.
“Maka tentunya jika ingin memberi dengan cara yang baik tanpa merendahkan para qoriah, khususnya para hafiz-hafizah di hadapan masyarakat Indonesia,” jelas Gus Miftah.
“Dengan etika, setelah selesai kita sujud (muka), kita ungkapkan rasa cinta kita kepada mereka,” jelas Gus Muftah.
“Baik berupa barang maupun uang, saya kira tidak ada masalah. Tapi kalau seperti di video viral, menurut saya itu bukan menghargai, tapi menghina dan menyakiti,” imbuhnya.
Source: news.google.com