TRIBUNNEWSBOGOR.COM – Presiden Joko Widodo terus dikritik oleh sejumlah partai politik.
Kritiknya karena Presiden Jokowi terus mendukung capres dan cawapres Pilpres 2024.
Bahkan Partai Demokrat dan PKS pun sudah bersuara soal ini.
Kamhar Lakumani, Badan Pemenangan Pemilihan Umum DPP Partai Demokrat, mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk tidak terus mendukung pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada Pilpres 2024.
Kamhar menilai, dukungan Jokowi terhadap calon presiden dan cawapres bukan hanya tidak etis, tapi juga bisa merugikan demokrasi.
“Kami juga meminta Pak Jokowi untuk berhenti mendukung calon presiden dan cawapres. Ini selain tidak etis, juga dapat merusak demokrasi,” kata Kamhar dalam keterangannya, Sabtu (3/12/2022).
Baca Juga: Pengamat Politik: Duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 Tidak Mewakili
Kamhar berpesan kepada Jokowi agar proses politik berjalan secara natural sehingga memiliki legacy yang baik.
“Biarkan proses politik berjalan secara alami sehingga Pak Jokowi memiliki warisan demokrasi yang baik yang tercatat sebagai kemunduran selama ini,” katanya.
Lebih lanjut, dia meminta Jokowi belajar dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menjadi presiden RI.
“Tidak ada salahnya Pak Jokowi belajar dari Pak SBY untuk menjadi negarawan yang di akhir masa jabatannya memastikan demokrasi tetap terjaga dan pemilu diselenggarakan secara demokratis,” ujarnya.
Kamhar mengingatkan Jokowi untuk tidak menjadikan koalisi atau beberapa calon presiden dan cawapres sebagai prasyarat.
“Tidak ada prasyarat pembentukan koalisi, capres dan cawapres atau hasil pemilu, agar Pak Jokowi bisa rendah hati dan tidak mengalami post power syndrome setelah dia tidak lagi berkuasa,” imbuhnya.
Juga dikritik oleh PKS
Baca Juga: Kepala Daerah Sebut Kunci Perolehan Suara Calon Presiden di Pilpres 2024
Sebelumnya, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menilai “dukungan” Presiden Jokowi terhadap berbagai tokoh terkait Pilpres 2024 genit.
Source: news.google.com
