Dampak politik identitas bisa gawat, panji dosen UI memberikan himbauan jelang pemilu 2024
TRIBUNKALTIM.CO – Dosen Universitas Indonesia Panji Anugrah Permana mengatakan politik identitas akan selalu mewarnai penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu) di Indonesia.
Politik identitas juga sangat terlihat pada perayaan demokrasi tahun 2014 dan 2019.
Dan tidak hanya saat pemilihan presiden (Pilpres), politik identitas juga terjadi saat memilih kepala daerah.
Akankah politik identitas berlanjut di tahun 2024? Panji Anugrah Permana mengatakan bahwa politik identitas tidak akan pernah lepas dari iklim politik Indonesia.
Baca Juga: Kepala Daerah Berperan Besar di Pilpres 2024, Politik Uang dan Identitas Masih Kuat
Padahal, isu politik identitas tidak hanya mengakar di Indonesia.
Sebuah kekuatan besar dan negara maju setingkat Amerika Serikat, masih bergelut dengan politik identitas.
“Kalau ditanya tentang politik identitas, kita punya pengalaman setidaknya tahun 2014 dan 2019. Memang benar, seperti yang disinggung tentang kutipan (Francis) Fukuyama, bahwa nasionalisme dan agama adalah landasan yang akan tetap relevan dalam konteks pembahasan identitas, itu benar di mana-mana. Kita tidak bisa membicarakan masalah ini atau itu dianggap sebagai masalah yang hanya milik bangsa kita,” katanya.
Panji Anugrah adalah contoh kebangkitan partai sayap kanan di Eropa.
Partai-partai ini kemudian mendapatkan pendukungnya di Amerika.
Hasilnya jelas, kebangkitan Donald Trump terpilih sebagai Presiden Amerika.
“Bahkan berbicara tentang Amerika, 46 presiden AS memiliki hukum besi, yaitu WASP (Putih, Anglo-Saxson, Protestan. Jadi, dalam sejarah panjang demokrasi Amerika, pemilihan presiden telah menghasilkan presiden yang identitasnya kurang lebih putih, Eropa, dan protestan,” ujar Panji Anugrah dalam Talk Show Series Pilih Damai bertajuk Presiden ke-8 Harus Kembali ke Debat Jawa vs Non-Jawa, di Medan, Rabu (30/11/2022).
Panji juga menyebutkan, manifestasi politik identitas di Indonesia juga terlihat pada pemilihan presiden terakhir, bahkan hingga pemilihan gubernur (pilgub).
Di sisi lain, ia mengingatkan bahwa politik identitas tidak akan berdampak serius seperti perpecahan.
Elit politik dan masyarakat harus menyadari dampak ini.
Source: news.google.com