BI memprediksi kenaikan suku bunga acuan, ekonom: berdampak pada pembayaran kredit
JAKARTA, KOMPAS.com – Center of Economic and Law Studies (CELIOS) memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Januari 2023.
Direktur CELIOS Bhima Yudhistira mengatakan kenaikan suku bunga acuan BI diharapkan dapat ditempuh dengan mempertimbangkan beberapa hal, yakni meredam tingginya inflasi.
Selanjutnya, kenaikan ini juga harus menutup selisih antara suku bunga acuan BI dan bank sentral AS, The Fed.
Baca juga: BI Diperkirakan Tak Naikkan Suku Bunga acuan Januari 2023, Ini Alasannya
Saat ini, suku bunga acuan BI sebesar 5,5 persen, sedangkan suku bunga acuan The Fed sebesar 4,25-4,5 persen. Artinya ada selisih sekitar 1,25-1 persen.
Selain itu, BI akan mempertimbangkan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang saat ini menguat.
“BI diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin. BI memiliki ruang untuk menaikkan suku bunga acuan 3-4 kali hingga akhir tahun,” katanya kepada Kompas.com, Kamis (19/1/2023).
Dia mengatakan, keputusan menaikkan suku bunga acuan BI memang menjadi dilema bagi BI, karena kenaikan suku bunga acuan akan diikuti dengan kenaikan suku bunga kredit perbankan.
Hal ini tentunya akan mempengaruhi pasokan kredit yang diperlukan untuk pemulihan sektor riil.
Baca Juga: Pasar Nantikan Keputusan BI Rate, IHSG Diperkirakan Menguat Hari Ini
Dia mengatakan, ada beberapa sektor usaha yang perlu mendapat perhatian karena akan terkena dampak langsung kenaikan suku bunga pinjaman, yakni sektor kredit konsumsi yang meliputi kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB).
Tidak hanya sektor bisnis tersebut, perdagangan alat rumah tangga, elektronik, fintech lending atau online lending juga akan mendapat tekanan dari kenaikan suku bunga acuan BI.
Source: news.google.com