Arti dan Sejarah Tari Rara Ngigel
Solo –
Indonesia memiliki keragaman budaya di setiap daerah. Salah satunya adalah tari. Setiap jenis tarian mengandung cerita menarik yang berbeda untuk dijelajahi. Seperti tari Rara Ngigel. Tarian campuran antara budaya Jogja dan Jawa Barat ini memiliki daya pikat tersendiri. Berikut pengertian dan sejarah tari Rara Ngigel.
Asal
Dikutip dari romadecade.org, Rabu (18/1/2023), tari Rara Ngigel diciptakan oleh Ida Wibowo. Ida sendiri adalah seorang koreografer dan tidak lain adalah putri artis Bagong Kusudiarjo. Seperti ayahnya yang menciptakan tari Yapong, Ida juga pandai menciptakan gerakan tari seperti tari Rara Ngigel.
Tarian ini berasal dari daerah Yogyakarta. Namun Ida tidak begitu saja mengambil semua unsur tari dari budaya Jogja. Namun juga memadukan dengan budaya daerah lain yaitu Jawa Barat. Perpaduan budaya daerah ini disajikan secara apik dengan elemen gerak dan elemen lainnya.
Hal ini bisa terjadi karena tarian ini sebenarnya merupakan bentuk tarian kreatif baru yang dipadukan dari berbagai sisi. Bagi penonton yang menyaksikan tarian ini, segala aspek pendukung dan budaya akan terlihat jelas. Tarian ini sangat populer di kalangan anak muda.
Arti Tari Rara Ngigel
Tentu saja, setiap tarian memiliki cerita di balik penciptaannya. Begitu pula dengan tarian Rara atau Roro Ngigel. Tarian karya Ida Wibowo ini juga memiliki makna yang patut untuk diketahui.
Tarian Rara Ngigel menggambarkan seorang gadis dewasa. Tarian ini sendiri juga dibawakan oleh Ida Wibowo. Oleh karena itu, tarian ini biasanya dibawakan oleh seorang penari. Namun, kini tari Rara Ngigel juga sering dibawakan oleh penari secara berpasangan.
Pola lantai
Berbeda dengan jenis tarian pada umumnya yang dapat direpresentasikan di atas dengan pola lantai yang diimprovisasi. Tarian Rara Ngigel ini menggunakan lantai dengan pola khusus. Ada dua pola yang biasa digunakan untuk mementaskan tarian ini.
Untuk jenis pola yang pertama yaitu lantai horizontal. Dengan pola ini, semua penari akan berdiri menyamping, dan gerakan yang digunakan dalam pola ini juga bervariasi. Hal ini tentu saja bisa langsung terlihat saat tarian tersebut dibawakan.
Jenis pola lantai yang kedua adalah pola melengkung. Dalam penerapannya, pola lengkung yang digunakan dalam tarian ini akan dibagi menjadi empat kelompok yang berbeda.
Kelompok tersebut terdiri dari pola lengkung dalam, pola lengkung luar membentuk angka delapan, dan pola melingkar.
Properti yang digunakan
Sama halnya dengan tarian atau kesenian lain, tari Rara Ngigel juga menggunakan banyak properti untuk menunjang penampilannya. Ciri-ciri berikut digunakan oleh para penari.
1. Kostum Penari
Untuk kostum ini, para penari memakai kebaya dengan warna yang berbeda-beda. Biasanya warna yang dipilih adalah warna-warna cerah dan bersemangat. Pemilihan kostum kebaya ini tentunya mengadopsi budaya Jawa.
2. Sanggul
Sanggul juga merupakan fitur pendukung bagi para penari. Nanti para penarinya dirapikan seperti ini, termasuk penataan rambut dan kemudian mereka mendapatkan tambahan sanggul di bagian belakang.
Penggunaan sanggul ini juga memperindah buaya jawa dalam tarian tersebut.
3. Jepit rambut
Untuk melengkapi keistimewaan sanggul, para penari juga dibekali jepit rambut. Sebenarnya tikungan jepit ini merupakan bentuk adopsi dari budaya Tionghoa. Hal ini tentunya sudah ada sejak pertama kali tarian ini muncul dan digunakan.
Secara khusus, setiap penari, tanpa kecuali, akan menyematkan jepit rambut di bagian belakang kepalanya dengan benar.
4. Kain jari
Layaknya properti penari kebanyakan, jarik juga menjadi properti wajib yang dikenakan oleh penari Rara Ngigel. Jarik ini nantinya akan digunakan oleh para penari untuk menutupi tubuh bagian bawah.
Tentunya warna dan motif yang bisa dipilih oleh penari beragam. Agar menarik, pemilihan warna dapat disesuaikan dengan warna kebaya yang dipilih dan dikenakan oleh para penari.
5. Syal
Fitur lain yang tidak boleh dilewatkan adalah syal. Syal cukup sering digunakan oleh para penari, tidak hanya sebagai pelengkap tetapi juga untuk mendukung gerakan tertentu. Selama menari, ada berbagai jenis gerakan yang menggunakan selendang sebagai aspek pendukungnya.
Pemilihan warna scarf ini juga bisa disesuaikan dengan warna kostum yang dipilih. Semakin bagus warnanya, penari akan terlihat semakin menarik.
6. Riasan
Riasan adalah bagian penting dari sebuah tarian. Dengan make-up ini penampilan penari akan lebih bagus dan berkarakter.
Khususnya komposisi penari tarian ini cukup rumit. Memang, hal ini dilakukan untuk memberikan kesan penuh semangat saat menari.
7. Iringan musik
Dan fitur terakhir adalah adanya musik pengiring. Dengan iringan musik ini, para penari dapat menggunakannya sebagai acuan dalam setiap gerakan yang mereka tampilkan.
Sebenarnya musik pengiring dalam tarian ini lebih cenderung bernuansa musik Jawa klasik. Oleh karena itu, alat musiknya juga tergolong banyak.
Biasanya ada gendang, gamelan, gendang, bonang, demung, gambang, saron dan slenthem. Semua jenis alat musik dimainkan secara bersamaan dengan tempo tertentu. Hal ini juga menimbulkan iringan musik yang menarik yang dapat menambah unsur semangat pada tarian tersebut.
Tonton Video “Cerita Warga Korban Banjir Bandang di Semarang, Properti Ludes”
[Gambas:Video 20detik]
(aplikasi/am)
Source: news.google.com