Apakah Anda memiliki 14 faktor risiko serangan jantung? - informasi
Kesehatan

Apakah Anda memiliki 14 faktor risiko serangan jantung?

TEMPO CO, Jakarta – Serangan jantung, juga disebut infark miokard, terjadi ketika bagian dari otot jantung tidak mendapatkan cukup darah. Semakin banyak waktu berlalu tanpa ada upaya untuk memulihkan aliran darah, semakin besar kerusakan otot jantung.

Penyakit arteri koroner (CAD) adalah penyebab utama salah satu silent killer, yaitu serangan jantung. Penyebab yang kurang umum adalah kejang parah atau kontraksi tiba-tiba dari arteri koroner yang dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung.

Baca: Wanita Cenderung Merasakan Gejala Serangan Jantung Atipikal, Bagaimana dengan Pria?

Faktor risiko serangan jantung

Ada beberapa faktor risiko yang dimiliki orang yang lebih mungkin menyebabkan serangan jantung, dikutip dari Mayo Clinic.

1. Umur.
Pria berusia 45 tahun ke atas dan wanita berusia 55 tahun ke atas lebih mungkin mengalami serangan jantung daripada pria dan wanita yang lebih muda.

2. Perokok.
Ini termasuk merokok dan paparan asap rokok jangka panjang. Jika Anda merokok, berhentilah.

3. Tekanan darah tinggi.
Seiring waktu, tekanan darah tinggi dapat merusak arteri yang menuju ke jantung. Tekanan darah tinggi yang terjadi dengan kondisi lain, seperti obesitas, kolesterol tinggi, atau diabetes, semakin meningkatkan risikonya.

4. Kolesterol atau trigliserida tinggi.
Tingginya kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL) (kolesterol jahat) cenderung mempersempit arteri. Tingginya kadar lemak darah tertentu yang disebut trigliserida juga meningkatkan risiko serangan jantung. Risiko serangan jantung dapat menurun jika high-density lipoprotein (HDL) Anda, atau kolesterol baik, berada dalam kisaran standar.

5. Obesitas.
Obesitas dikaitkan dengan tekanan darah tinggi, diabetes, kadar trigliserida dan kolesterol jahat yang tinggi, serta rendahnya kadar kolesterol baik.

6. Diabetes.
Kadar gula darah naik ketika tubuh tidak memproduksi hormon insulin atau tidak dapat menggunakannya dengan baik. Gula darah tinggi meningkatkan risiko serangan jantung.

7. Sindrom metabolik.
Ini adalah kombinasi dari setidaknya tiga hal berikut: lingkar pinggang membesar (obesitas sentral), tekanan darah tinggi, kolesterol baik rendah, trigliserida tinggi, dan gula darah tinggi. Jika Anda memiliki sindrom metabolik, Anda dua kali lebih mungkin untuk memiliki penyakit jantung dibandingkan jika Anda tidak memilikinya.

8. Riwayat keluarga terkena serangan jantung.
Jika saudara laki-laki, saudara perempuan, orang tua, atau kakek nenek mengalami serangan jantung dini (berusia 55 tahun untuk pria dan 65 tahun untuk wanita), anak tersebut mungkin berisiko lebih besar.

9. Kurang olahraga.
Kurang olahraga dikaitkan dengan risiko serangan jantung yang lebih tinggi. Olahraga teratur meningkatkan kesehatan jantung.

10. Pola makan yang tidak sehat.
Diet tinggi gula, lemak hewani, makanan olahan, lemak trans, dan garam meningkatkan risiko serangan jantung. Makan banyak buah-buahan, sayuran, serat, dan minyak sehat.

11. Stres.
Stres emosional, seperti kemarahan yang berlebihan, dapat meningkatkan risiko serangan jantung.

12. Penggunaan obat-obatan terlarang.
Kokain dan amfetamin adalah stimulan. Mereka dapat menyebabkan kejang pada arteri koroner, yang dapat menyebabkan serangan jantung.

13. Riwayat preeklampsia.
Kondisi ini menyebabkan tekanan darah tinggi selama kehamilan. Ini meningkatkan risiko penyakit jantung seumur hidup.

14. Penyakit Autoimun.
Memiliki kondisi seperti rheumatoid arthritis atau lupus dapat meningkatkan risiko serangan jantung.

JOLANDA AGNE

Baca Juga: Istri Wiji Thukul Meninggal Karena Serangan Jantung, Mengenal Silent Killer Ini

Selalu update informasi terbaru. Saksikan berita terbaru dan berita pilihan dari Tempo.co di channel Telegram “http://tempo.co/”. Klik ikut. Anda harus menginstal aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button