Anggota DPR RI, Nasir Djamil: Jangan Kehilangan Jiwa Wartawan Karena Kemudahan Teknologi - informasi
Teknologi

Anggota DPR RI, Nasir Djamil: Jangan Kehilangan Jiwa Wartawan Karena Kemudahan Teknologi

Anggota DPR RI, Nasir Djamil, memberikan tambahan ilmu seputar acara selama satu jam bersama Nasir Djamil di HUT ke-18 Harian Rakyat Aceh, Selasa (17/1). (wartawan/orang Aceh)

BANDA Aceh (RA) – Media harus berisi konten yang menarik. Harus mengutamakan bagaimana kehadiran media dapat mengubah pola pikir masyarakat. Di setiap era, konflik dalam masyarakat harus dikurangi melalui media.

“Kita tidak bisa tidak memasuki era baru. Namun jangan sampai kehilangan jiwa jurnalis hanya karena kemudahan teknologi saat ini. Semuanya harus dilakukan dengan mencari berita,” kata anggota DPR RI Nasir Djamil dalam acara satu jam bersama Nasir Djamil di HUT ke-18 Harian Rakyat Aceh, Selasa (17/1).

“Nikmatilah perjalanan sebagai jurnalis, agar mendapatkan kepuasan batin sebagai jurnalis. Menjadi jurnalis adalah jihad. Membela kepentingan rakyat,” kata anggota Komisi III DPR RI itu.

Ia menjelaskan, surat kabar yang memiliki nilai “historis” tidak boleh musnah di era globalisasi. Dia mencontohkan surat kabar Republika yang ditutup pada 1 Januari dalam kondisi perselisihan yang berkepanjangan. Era Baru menangani manajemen media surat kabar saat ini.

Era digital semakin tergerus, media massa berperan sangat penting dalam mempengaruhi pola pikir. Interaksi sosial harus dibangun melalui media. Media memegang peranan penting pada masa Orde Baru yang membutuhkan Surat Izin Penerbitan Pers (SIUP) Orde Baru untuk mengontrol media pada masa itu.

Ketika ada reformasi baru, ada kehidupan baru bagi media. Dengan menghilangkan SIUP. Kebebasan berekspresi diberikan ruang yang luas. Perubahan era baru, bagaimana seharusnya Harian Rakyat Aceh berperan bagi pembacanya.

“Informasi semakin mudah, wartawan Harian Rakyat Aceh harus lebih aktif dalam menjalankan aktivitasnya sebagai jurnalis.” dia berkata.

Hari ini berita instan muncul di media sosial dan online. Peningkatan media sosial membutuhkan kreativitas jurnalis agar masyarakat dapat menikmati sajian koran harian Rakyat Aceh.

Konten kreator merupakan hal yang wajib dimiliki oleh media masa kini. Jangan hanya terpaku pada apa yang ada di lapangan.

Nasir Djamil juga mencontohkan wartawan senior, seperti para pendiri media besar di Indonesia. “Saat ini ada banyak hal yang perlu kami koreksi. Kita harus mendorong dan menanggapi era baru.” dia berkata.

Pola perilaku lembaga pers harus terukur terhadap jurnalis yang diancam. Suasana kita tidak seperti orde baru. Ancaman tidak lagi diizinkan. Ini bukan era konflik.

“Pers bebas menerima informasi. Dan pers bebas menyiarkan pesan ke publik,” kata pria yang juga seorang jurnalis ini.

Undang-Undang Pers sangat istimewa dibandingkan dengan undang-undang lainnya. Perlu adanya pendidikan bagi aparat penegak hukum mengenai hukum pers dan fungsi pers.
Menjadi media penyeimbang untuk menjadi solusi bagi masyarakat dan pembaca. Kemasan, bersolek dan kebebasan pers tetap eksis.

Setiap pers bebas untuk mentransfer, tetapi harus ada batasan. Pers dan demokrasi ibarat ikan dan air. Kebebasan berdemokrasi dan berpendapat. Demokrasi mengatur semua perjalanan manusia. (jam/menit)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button